Jumat, 08 Agustus 2014

Dari Mimpi Paman hingga Firasat Sang Ayah



Banda Aceh - Dua hari lalu, Wenni (14) kembali bertemu dengan orangtuanya setelah berpisah selama 10 tahun. Ada beragam proses sebelum bocah perempuan itu ditemukan. Dari mimpi paman dan kegelisahan sang ayah hingga 'investigasi'.

Sebulan sebelum Wenni bertemu dengan kedua orang tuanya Septi Rangkuti (52) dan Jamaliah (42), pamannya bernama Zainnuddin pernah bermimpi bertemu dengan seorang bocah yang baru pulang sekolah. Dalam mimpinya, rambut anak itu jatuh ke pangkuannya sehingga ia terbangun dari tidur.

Zainuddin yang berasal dari Blang Pidie Aceh Barat Daya ini penasaran dengan isi mimpinya dan semakin yakin keponakannya yang hilang saat tsunami masih hidup. Berselang beberapa hari kemudian, Zainuddin singgah di sebuah kios untuk mengisi pulsa.

"Saat itulah dia melihat anak kecil pulang sekolah sambil membawa rapor," kata ibu kandung Wenni, Jamaliah, di Banda Aceh, Jumat (8/8/2014).

Rasa penasaran Zainuddin semakin menjadi-jadi karena wajah anak itu sangat mirip dengan ibu dan ayahnya yang selamat dari tsunami. Ia kemudian menanyakan tentang sosok gadis tersebut pada penjual pulsa. Dari penjual pulsa inilah diketahui bahwa anak tersebut merupakan yatim piatu tsunami.

Setelah itu, Zainuddin mulai rajin menyelidiki tentang bocah itu. Walhasil, ia mengetahui namanya Wenni dan tinggal bersama seorang nenek.

"Dia sangat terkejut saat melihat Wenni dan kemudian dia telepon kami agar segera ke Meulaboh untuk melihat anak tersebut," cerita Jamaliah.

Berdasarkan informasi itulah, pada Rabu (6/8/2014) Jamaliah bersama suaminya Septi Rangkuti berangkat ke Aceh Barat untuk melihat langsung bocah tersebut. Ia sangat yakin bahwa Wenni adalah anaknya yang hilang 10 tahun lalu saat tsunami menyapu Aceh.

"Sekarang kami sudah bertemu kembali," ungkapnya.

Jamaliah menambahkan, bukan hanya Zainuddin yang mempunyai firasat bahwa Wenni masih hidup, tapi juga suaminya. Sebulan sebelum bertemu kembali dengan buah hatinya, ayah Wenni, Septi Rangkuti, sering gelisah. Ia terus berdoa dan berharap dapat berkumpul kembali dengan anaknya.

Bahkan, dalam sebulan itu Septi menjadi tidak semangat bekerja. Saat siang hari, ia sering pulang ke rumah karena teringat anaknya yang hilang saat tsunami menerjang Aceh.

"Ayahnya tidak semangat kerja karena punya firasat bahwa Wenni masih selamat," kata Jamaliah.

Menurut Jamaliah, wajah Wenni dengan dirinya mempunyai kemiripan. Hanya saja saat lahir Wenni berkulit putih tapi sekarang sudah hitam.

"Wajah dia tidak berubah. Kami sangat bersyukur karena Allah sudah mempertemukan kami kembali," ungkap Jamaliah.

Source: detik.com

0 comments:

Posting Komentar